* Puisi ini boleh diperbanyak, dengan tetap mencantumkan M. Arief W. sebagai pengarangnya.

 

 

Seuntai Bait Untuknya

Oleh M. Arief W.

 

 

Kala Mentari terbit di ufuk Timur

Ceriakan hari ini dengan sinarnya

Dan di sana paras wajahmu kulihat

Kau katakan hari ini dengan senyummu

 

Tepat dari tempatku, wahai Kekasih

Kulihat paras elok di balik cadarmu

 

Senyumanmu adalah

     mata air di terik siang hari

     penawar sang Jiwa di dalam kekeringan

     penawan diriku di dalam keindahannya

Adakah seuntai kata yang sanggup ungkapkannya?

 

Tatapan kedua matamu

     bagaikan sebuah sorot kepastian

     seakan sebuah pendirian

     yang hendak kau ceritakan padaku

Mampukah kau bimbingku dari galau?

 

Wahai Dinda, penyergap hati

Yang di hadapanmu diri ini tak bergeming,

Terkilau di dalam santunmu

 

Sekira sang Waktu masih berjenjang

Dan Kekasih Sejati izinkanku

Dapatkah kudekati kau?

 

Di dalam sang Kegemingan

     adakah sedetik saja duduk di sisimu ku dapat?

     dan fahami engkau?

 

Wahai Sang Kekasih Sejati

Kiranya jangan cinta ini

     butakan mata hati

Kiranya jangan elok sahaja

     diri ini fahami

Agar di dalam kejernihan sang Mata Air

     diri ini melihat

 

Wahai Dinda, penyergap hati

Jika engkau bukanlah untukku

Biarlah kuminta pada sang Kekasih Sejati

Agar saat-saat terakhirku bersamamu

Menjadi untaian bait terindah yang pernah kudengar

 

* * *